Resiko Pembelajaran Jarak Jauh – Di masa masa pandemi saat ini , pemerintah membuat kebijakan dimana para murid harus belajar secara online dari rumah dengan menggunakan aplikasi belajar online.
Kebijakan tersebut untuk mengantisipasi jumlah virus corona yang terjadi di Indonesia. Dengan pembelajaran jarak jauh ( PJJ ) membuat para murid menjadi lebih aman dari virus corona.
Sistem PJJ ini sudah diberlakukan sejak 9 Maret 2020 lalu. Walaupun proses pembelajaran sangat aman , namun ada beberapa resiko yang akan di alami para murid di masa yang akan mendatang.
Hal itu dikatakan oleh Nadiem Makarim di saat dirinya menghadiri webinar ‘Sistem Pendidikan di Tengah Pandemi COVID-19’ pada tanggal 30 Agustus 2020 kemarin.
“Ada risiko krisis pembelajaran dan lost generation, ini risiko yang cukup menyeramkan,”Kata Nadiem Makarim.
Dalam webinar yang dihadiri oleh para tokoh pendidikan Indonesia seperti guru , orang tua murid , siswa sekolah dan beberapa tokoh penting lainnya , Nadiem mengatakan perihal resiko pembelajaran tatap muka dan resiko pembelajaran jarak jauh.
Untuk pembelajaran jarak jauh , resiko yang akan dialami oleh para murid adalah cmd368 para siswa akan keteteran belajar. Bukan hanya satu atau dua siswa saja yang akan keteteran , namun satu generasi juga akan keteteran belajar.
Ia juga mengatakan jika dampak nyata dari pembelajaran online tidak bisa langsung dirasakan , melainkan di tahun tahun yang akan mendatang yang dimana para siswa akan tumbuh dewasa.
“Apa itu dampaknya? Kita tidak tahu karena baru setelah bertahun-tahun ke depan kita akan tahu. Tapi yang pasti, risiko itu sangat besar, semua badan riset sekarang menyebut itu juga,” kata Nadiem.
Walaupun diakui bukan sebagai solusi pembelajaran terbaik , namun setidaknya pembelajaran online bisa membuat para siswa belajar dengan aman tanpa khawatir. Karena prioritas dari Kemendikbud adalah mengembalikan pembelajaran tatap muka seaman mungkin.
“Prioritas kami di Kemdikbud yang terpenting adalah bagaimana mengembalikan ke sekolah tatap muka seaman mungkin. Itu adalah prioritas kita. Prioritasnya bukan untuk memperpanjang PJJ, tapi prioritas yang terpenting adalah bagaimana kita bisa secara aman mengembalikan anak-anak kita ke pembelajaran tatap muka. ” Kata Nadiem Makarim , Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.